Tag Kumpulan Novel Best Seller Terbaik Karya Tere Liye atau Darwis Darwis atau lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye (lahir 21 Mei 1979), adalah salah satu penulis yang produktif Indonesia. Beberapa karyanya yang pernah diadaptasi ke layar lebar yaitu Hafalan Shalat Delisa, Bidadari-Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah, dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu.
Resensi Rembulan Tenggelam di Wajahmu Judul Buku : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu. Penulis : Tere-Liye. Penerbit : Republika. Tahun Terbit : 2009. Halaman : 426 hal. Harga : 60.000 diskon jadi 48.000 Karena ivon bilang novel ini novel yang keren banget, katanya pemeran utamanya selalu merasa bahwa takdir selalu tidak berpihak padanya dan
Belikoleksi Rembulan Tenggelam online lengkap edisi & harga terbaru May 2022 di Tokopedia! ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Kurir Instan ∙ Bebas Ongkir ∙ Cicilan 0%.
Fast Money. Judul Buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu Penulis Tere Liye Penerbit Penerbit Republika Tahun Terbit Cet. I, Feb 2009, Cet. XXXV, Mar 2018 Jumlah halaman 426 Halaman Dari judulnya sih, puitis, ini novel Romance ya? Sayangnya tidak D. Tepatnya adalah novel kehidupan, sebuah kisah sederhana mengenai pertanyaan-pertanyaan terbesar dalam hidup. Rehan-atau yang kemudian dipanggil Ray, memiliki lima pertanyaan besar dalam hidupnya. Novel ini saat membacanya, sangat mengaduk emosi, membuat saya seolah menyaksikan sendiri kehidupan keras Ray, dan tentu saja, terhanyut di dalamnya. Novel yang menyentuh, keras, penuh penderitaan. Tere Liye melalui novel ini juga menerangkan tentang makna kehilangan, makna dibalik semua kejadian, kesederhanaan, dll. Believe me, novel ini sangat sangaatt bagus, terutama untuk kalian yang merasa memiliki kehidupan yang sulit, atau memiliki pertanyaan yang sama dengan Ray. Ray adalah orang yang terpilih. Sebelum kematiannya, Ray berkesempatan mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan besar dalam hidupnya. Bersama seseorang yang berwajah menyenangkan, ia diajak kembali menyelami masa lalunya, dan menjawab lima pertanyaan besar dalam hidupnya. Lima pertanyaan, lima jawaban. Lantas, apa saja pertanyaan tersebut? Kenapa dirinya dibesarkan di Panti Asuhan tersebut? Kenapa dirinya menikmati masa kecilnya dengan pecutan bilah rotan dan pecutan bilah penderitaan? Kenapa?Kenapa hidup tidak adil? Dia tidak pernah melihat kedua orang tuanya, tidak seperti orang lain yang hidup dalam kasih sayang orangtua mereka. Mengapa setiap orang yang berbuat baik malah menemui banyak kesulitan, namun, para penjahat selalu diberikan banyak kemudahan? Kenapa?Kenapa Tuhan tega mengambil istri dan anaknya? Dimana hanya istrinya yang mungkin hanya bisa menemaninya. Kenapa Tuhan tega tidak ada habisnya memberikan kesulitan terhadapnya? Kenapa?Kenapa hatinya masih terasa kosong? Padahal sekarang dia memiliki semuanya. Gedung tertinggi, imperium bisnis yang menggurita, hampir memiliki apapun. Namun kenapa selalu saja ada yang kosong, ada yang hampa dalam hatinya. Kenapa?Kenapa Tuhan tidak segera mengambil dirinya? Kenapa Tuhan masih saja memberikan berbagai penyakit pada dirinya. Serangan jantung, gagal ginjal, gula darah, padahal fisiknya selama ini sehat sehat saja. Kenapa harus berbulan-bulan menjalani kehidupan di rumah sakit? Apakah selama ini hidupnya kurang menderita sehingga Tuhan tega membuatnya lebih menderita? Kenapa? Itulah lima pertanyaan besar dalam hidup Ray. Mungkin, tidak sedikit dari kita yang memiliki pertanyaan yang sama tentang kehidupan, tentang takdir. SINOPSIS Novel ini menceritakan kisah seorang anak bernama Rehan Raujana –yang nantinya akan dipanggil Ray- yang seharusnya, dia menikmati masa kanak-kanaknya dengan kebahagiaan dalam pelukan orang tuanya. Namun kali ini tidak, dia hidup dalam Panti Asuhan yang sangat menyedihkan, hingga ia menyebut penjaga panti sebagai orang yang sok suci. Menyuruh anak-anak untuk mengamen, berkerja, yang uangnya disetorkan kepada penjaga panti untuk berhaji. Merasa tidak betah, Ray memutuskan kabur dari panti asuhan tersebut, dan hidup menjadi seorang penjudi. Di saat itulah, dia menjalani kehidupan yang berbeda. Karena selalu menang, ia dikeroyok oleh preman-preman dan dilarikan di rumah sakit. Setelah keluar dari rumah sakit, Ray tinggal di Ibukota, dan menemukan keluarga baru disana. Ray menemukan kehidupannya yang baru disini. Ia menjalani tiga tahun kehidupan yang membahagiakan, hingga ia terpaksa kemudian pergi dari sana, setelah tiga tahun lamanya. Setelah pergi, Ray menjadi pengamen jalanan dan bertemu dengan Plee. Siapa sangka, Plee merencanakan pencurian bersama Ray. Namun, mereka ketahuan, ia menyembunyikan Ray –yang telah membunuh dua orang- dan akhirnya mengakui kepada kepolisian bahwa dirinya lah yang melakukan semuanya. Plee dieksekusi, Ray hidup bebas. Kali ini hidup berhasil merubahnya lagi. Ray kembali ke kota asalnya, dan menjadi mandor. Di kota asalnya, ia bertemu dengan istrinya. Hidupnya jauh lebih indah. Mendapat promosi jabatan, menikah, mempunyai toko puding pisang. Namun kebahagiaan ini tidak berlangsung lama. Tuhan mengambil istrinya, sekaligus anaknya. Ray mengutuk langit. Merasa tidak adil dengan semua ini. Setelah semuanya, Ray kembali ke ibukota. Meski sempat ditipu, dia bangkit lagi. Imperium bisnisnya menggurita, pemilik gedung tertinggi, mengeliminasi musuh-musuh bisnisnya satu persatu. Setelah mendapatkan semuanya, hatinya merasa hampa. Di penghujung hidupnya, Ray menjalani kehidupan sakit-sakitan selama enam tahun lamanya. Di penghujung umurnya pula, ia mendapat jawaban atas seluruh pertanyaan dalam hidupnya. Kelebihan Novel ini sarat akan pesan moral kehidupan. Tere Liye melalui kehebatannya menulis ulang adegan penuh kesedihan dan penderitaan, dan disisipkannya jawaban atas pertanyaan besar dalam hidup, dengan cara yang sederhana. Sebenarnya, ada banyak sekali pesan moral yang didapatkan dari novel ini. Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu ini memberikan pemahaman tentang keikhlasan, kesederhanaan. Tere Liye juga menjelaskan, bahwa setiap kejadian ada hikmahnya, setiap kehidupan itu adil, dan apa yang kita lakukan berdampak pada orang lain. Bersiaplah, membaca novel ini kalian akan tenggelam dalam kehidupan Ray, dan semoga kalian mendapat amanat yang diampaikan di buku ini! Kekurangan Saat membaca ini, terkadang saya sendiri tidak terlau paham dengan kalimatnya. Namun secara konseptual novel ini bisa dipahami dengan mudah. Banyak juga yang menurut saya, disampaikan secara tersirat, yang membuat pembaca harus mencerna isi cerita terlebih dahulu. Memang tidak semuanya saya tuliskan kelebihan dan kekurangannya 😀 Biar feelnya dapet, kalian baca saja buku ini, dan pahami sendiri kelebihan dan kekurangannya. QUOTES “Kalian akan tetap menjadi saudara dimana pun berada, kalian sungguh akan tetap menjadi saudara. Tidak ada yang pergi dari hati. Tidak ada yang hilang dari sebuah kenangan. Kalian sungguh akan tetap menjadi saudara.”halaman 92 Bagi manusia, hidup itu juga sebab-akibat, Ray. Bedanya, bagi manusia sebab-akibat itu membentuk peta dengan ukuran raksasa. Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lain, kehidupan orang lain mengakibatkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi, kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu…. Saling mempengaruhi, saling berinteraksi…. Sungguh kalau kulukiskan peta itu maka ia bagai bola raksasa dengan benang jutaan warna yang saling melilit, saling menjalin, lingkar-melingkar. Indah. Sungguh indah. Sama sekali tidak rumit.”“Andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan. Kemudian kau akan membenak pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan di langit. Kau tidak tahu apa itu, karna ilmumu terbatas. Kau hanya yakin , bila tidak di kehidupan ini suatu saat nanti pasti akan ada yang lebih mempesona dibanding menatap sepotong rembulan yang sedang bersinar indah.”Semua orang selalu diberikan kesempatan untuk kembali. Sebelum mau menjemput, sebelum semuanya benar-benar terlambat. Setiap manusia diberikan kesempatan mendapatkan penjelasan atas berbagai pertanyaan yang mengganjal hidupnya.”Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.”“ …tidak ada niat yang baik yang boleh dicapai dengan cara buruk, dan sebaliknya tidak ada niat buruk yang berubah baik meski dilakukan dengan cara-cara baik.”” …Begitulah kehidupan ini, bagai sebuah kolam raksasa. Dan manusia bagai air hujan yang berdatangan terus-menerus, membuat riak. Riak itu adalah gambaran kehidupannya… Siapa yang peduli dengan sebuah bulir air hujan yang jatuh ke kolam, menit sekian, detik sekian? Ada miliaran bulir air hujan lain, bahkan dalam sekejap riak yang ditimbulkan tetes hujan barusan sudah hilang, terlupakan, tak tercatat dalam sejarah. Ah, itu jika kita memandang kehidupan dari sisi yang amat negatif…… Kalau kau memahaminya dari sisi positif, makan kau akan mengerti ada yang peduli atas bermiliar-miliar butir air yang membuat riak tersebut. Peduli atas riak-riak yang kau timbulkan di atas kolam, sekecil atau sekejap apa pun riak itu. Dan saat kau menyadari ada yang peduli, maka kau akan selalu memikirkan dengan baik semua keputusan yang akan kau ambil. Sekecil apa pun itu, setiap perbuatan kita memiliki sebab akibat…”“Kalau semua orang berpikiran itu bisa dibenarkan, bukan berarti itu menjadi bisa dibenarkan. Kalian tetap meyakini kalau itu sesungguhnya keliru karena kalian tahu itu memang keliru.”“Ray, kehidupan ini selalu adil, keadilan langit mengambil berbagai bentuk. Meski tidak semua bentuk itu kita kenali, tapi apakah dengan tidak mengenalinya kita bisa berani-beraninya bilang Tuhan tidak adil? Hidup tidak adil? Ah, urusan ini terlanjut sulit bagimu, karena kau selalu keras kepala.”“…. Ah, sayang kita selalu menurutkan perasaan dalam urusan ini. Kita selalu berprasangka buruk. Kita membiarkan hati yang mengambil alih, menduga-duga… Tidak puas menduga-duga, kita membiarkan hati mulai menyalahkan. Mengutuk semuanya. Kemudian tega sekali, menjadikan kesalahan orang lain sebagai pembenaran atas tingkah laku keliru kita.”“…mengapa Tuhan memudahkan jalan bagi orang-orang jahat? Mengapa Tuhan justru mengambil kebahagiaan dari orang-orang baik? Itulah bentuk keadilan langit yang tidak akan pernah kita pahami secara sempurna. Beribu wajahnya. Berjuta bentuknya. Hanya satu cara untuk berkenalan dengan bentuk-bentuk itu. Selalulah berprasangka baik. Aku tahu kata-kata ini tetap saja sulit dimengerti. Aku sederhanakan bagimu, Ray, maksudnya adalah selalulah berharap sedikit. Ya, berharap sedikit, memberi banyak. Maka kau akan siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan.”“…. Kita bisa menukar banyak hal menyakitkan yang dilakukan orang lain dengan sesuatu yang lebih hakiki, lebih abadi. Rasa sakit yang timbul karena perbuatan aniaya dan menyakitkan itu sementara. Pemahaman dan penerimaan tulus dari kerjadian menyakitkan itulah yang abadi. Benar, kau bisa memilih untuk menerimanya.”“Ray, kalau Tuhan menginginkannya terjadi, maka sebuah kejadian pasti terjadi, tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu menggagalkannya. Sebaliknya, kalau Tuhan tidak menginginkannya, maka sebuah kejadian niscaya tidak akan terjadi, tidak peduli seluruh isi langit-bumi bersekutu melaksanakannya.”“…. Semua kehilangan itu menyakitkan. Apa pun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan….”“Istri yang ketika meninggal dan suaminya ridha padanya, maka pintu-pintu surga dibukakan lebar-lebar baginya.”“…. Tuhan tidak sedang mengujimu. Tuhan justru sedang mengirimkan seribu malaikat untuk menjemput istrimu….”“…. Dan lazimnya para pecinta dunia, dia tidak akan pernah terpuaskan oleh yang bisa disediakan dunia…”“…. Aku senang mendengarnya. Amat senang. Tapi aku tidak membutuhkan itu semua. Rumah besar, mobil, berlian. Bagiku kau ikhlas dengan semua yang kulakukan, untukmu. Ridha atas perlakuanku padamu. Itu sudah cukup.”“… Sebuah lagu tentang betapa dunia ini, sehebat apa pun dia, setinggi apa pun dia, ternyata tidak sejengkalpun, tidak sehastapun yang akan dibawa mati.”“…. Otak manusia sejak lama terlatih menyimpan banyak perbandingan berdasarkan versi mereka sendiri, menerjemahkan nilai seratus itu bagus, nilai lima puluh itu jelek. Wajah seperti ini cantik, wajah seperti itu jelek. Hidup seperti ini kaya, hidup seperti itu miskin. Otak manusia yang keterlaluan pintarnya mengumpulkan semua kejadian-kejadian itu dalam sebuah buku besar, yang disebut buku perbandingan.”“Kau benar, Ray. Ada satu janji Tuhan. Janji Tuhan yang sungguh hebat, yang nilainya beribu kali tak terhingga dibandingkan menatap rembulan ciptaanNya. Tahukah kau? Itulah janji menatap wajahNya. Menatap wajah Tuhan. Tanpa tabir, tanpa pembatas… Saat itu terjadi maka sungguh seluruh rembulan di semesta alam tenggelam tiada artinya. Sungguh seluruh persona dunia akan layu. Percayalah selalu atas janji itu, Ray, maka hidup kita setiap hari akan terasa indah.”“Selalu berprasangka baik, jika di sederhanakan, berharaplah sedikit dan memberi banyak. Maka kau akan siap menerima segala bentuk keadilan Tuhan.” halaman 201Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untukmu, janji-janji, masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenangkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur.” halaman 416-417 Quotes Diambil dari berbagai sumber di internet
A. Identitas Judul buku Rembulan Tenggelam di Wajahmu Pengarang Tere Liye Penerbit Republika Terbit Jakarta, 2009 Tebal buku 426 halaman Harga Rp B. Gambaran Umum Latar Belakang Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu merupakan salah satu novel best seller Indonesia karya Tere Liye. Novel ini bertemakan kehidupan dan problematikanya. Rembulan Tenggelam di Wajahmu memberikan gambaran bahwa hidup ini adalah serangkaian peristiwa yang saling berhubungan satu sama lain. Tujuan Tere Liye mengarang novel ini adalah untuk dijadikan bahan renungan bagi pembacanya setelah selesai membaca novel ini. Seperti novel-novel sebelumnya, ciri khas Tere Liye yaitu membawa pembaca pada sebuah kisah yang sederhana tentang kehidupan. Terhitung sampai tahun 2012, novel ini telah mengalami cetakan ke sembilan. Identitas Pengarang Tere Liye merupakan nama populer seorang penulis berbakat ditanah air, yaitu Darwis. Yang lahir di Pedalaman Sumatera, 21 Mei 1979. Anak ke enam dari tujuh bersaudara yang lahir dan dibesarkan dikampung yang dikelilingi hutan, yaitu, Tandaraja Palembang. Tere Liye menyelesaikan pendidikan di SDN 2, SMPN 2 Kikim Timur, Sumatera Selatan. Kemudian melanjutkan ke SMUN 9 Bandar Lampung. Setelah lulus, Tere Liye melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan mengambil jurusan Akutansi. Tere Liye menikah dengan Ny. Riski Amelia dan dikaruniai seorang putra bernama Abdullah Pasai. Tere Liye berasal dari keluarga yang sederhana, yang terlahir anak dari seorang petani biasa. Tere Liye berbeda dari kebanyakan penulis yang sudah ada. Biasanya setiap penulis akan memasang foto, nomor kontak yang bisa dihubungi atau riwayat hidup singkat dibagian belakang setiap karyanya. Namun Tere Liye seperti menghindari dan menutupi kehidupanya. Berikut adalah, karya-karya Tere Liye Rembulan Tenggelam di Wajahmu Grafindo,2006; Republika 2009 Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin Gramedia Pustaka Umum, 2010 Hafalan Shalat Delisa Penerbit Republika, 2005 dan Senja Bersama Rosie Penerbit Grafindo, 2008. Sinopsis Seseorang yang bernama Ray pada awalnya tinggal di sebuah panti asuhan, namun kehidupan di panti asuhan membuatnya tidak betah karena ulah penjaga panti yang semena-mena terhadap anak-anak panti. Akhirnya, Ray memutuskan untuk pergi dari panti asuhan. Setelah pergi dari panti, ia memulai kehidupan barunya di jalanan yang membuatnya terperosok menjadi seorang penjudi. Karena selalu menang berjudi, ia dikeroyok oleh preman-preman yang merasa dirugikan karena kedatangan Ray dan membuatnya dirawat di Rumah Sakit. Setelah keluar dari rumah sakit, ia tinggal di rumah singgah ibukota dan memiliki keluarga baru disana. Namun setelah 3 tahun lamanya tinggal, Ray harus pergi. Setelah pergi dari rumah singgah, Ray menjadi pengamen jalanan dan berteman dengan Plee. Plee ternyata merencanakan sebuah pencurian hebat. Ray pun ikut dalam rencana Plee untuk mencuri berlian seribu karat yang dijaga ketat. Sayangnya Plee tertangkap dan dieksekusi mati. Ray pun kembali ke kota asalnya dan bekerja sebagai buruh kerja dan kemudian menjadi mandor. Di kota asalnya ia bertemu dan menikah dengan seorang perempuan yang yatim-piatu pula seperti dirinya. Hidupnya kini jauh lebih baik. Ia memiliki istri yang dengan ikhlas melayani dirinya, kenaikan pangkat, dan istrinya sedang hamil. Namun tidak lama, langit dengan kejam merampas kebahagiaan Ray. Istri Ray dan bayi yang dikandungnya meninggal. Kini Ray kembali mengutuk langit atas apa yang terjadi. Setelah itu Ray kembali ke ibu kota, Ray dengan bisnis imperiumnya yang menggurita merasa kehidupannya hampa dan kosong. Kini ia kaya, namun hidupnya tetap dipenuhi kehampaan. Dipenghujung umur Ray, Ray sakit-sakitan selama 6 tahun. Dipenghujung umurnya itu pula Ray mendapat jawaban atas seluruh pertanyaan hidupnya dan mengetahui kebenaran bahwa apa yang telah ia lakukan selama ini berdampak bagi orang lain. C. Kelemahan & kelebihan Kelemahan Novel ini memiliki alur campuran sehingga pada awal cerita pembaca dibuat bingung memahaminya, bahasa yang digunakan juga cenderung sulit dipahami dan ada beberapa kata yang tidak umum digunakan yang membuat pembaca harus membuka kamus untuk memahami artinya. Kelebihan Novel ini sarat akan pesan moral. Pembaca dibuat masuk ke dalam cerita dan langsung dapat menyimpulkan amanat yang tersirat dalam novel. Selain itu, pembaca juga dibuat penasaran dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tokoh Ray yang hidupnya penuh penderitaan. Novel ini menjelaskan setiap kejadian dengan detail dan cara yang membuat pembaca tergugah dan terkesan. D. Pendapat Menurut saya, novel ini cukup baik dalam hal pemilihan tema, penokohan dan alurnya. Ceritanya menarik dan mengandung banyak nasehat tentang kehidupan terutama tentang mensyukuri kehidupan yang seringkali dilupakan. Novel ini juga menekankan arti ikhlas dalam menghadapi segala ujian atau cobaan yang Tuhan berikan kepada makhlukNya. D. Simpulan Novel ini merupakan salah satu novel yang direkomendasikan karena memiliki pesan yang membuat pembacanya tersentuh akan makna dari sebuah kehidupan. Novel ini juga membuat pembaca ingin terus membaca sampai selesai karena menimbulkan rasa penasaran sejak awal cerita.
100% found this document useful 1 vote720 views8 pagesDescriptionIni adalah resensi novel karya Tere Liye Darwis yang berjudul Rembulan Tenggelam Di © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote720 views8 pagesResensi Novel REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMUDescriptionIni adalah resensi novel karya Tere Liye Darwis yang berjudul Rembulan Tenggelam Di descriptionJump to Page You are on page 1of 8 You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
resensi novel rembulan tenggelam di wajahmu